Terus semangat belajar dan berbagi ilmu sampai ke liang lahat, demi menjadi Hamba ุงู„ู„ّู‡ُ yang Kaffah.

ODOS - Episiode 516 - 523 : Kesederhanaan Makanan Rasulullah SAW

๐ŸŒด๐ŸŒด๐Ÿช๐ŸŒด๐ŸŒด๐Ÿช๐ŸŒด๐ŸŒด๐Ÿช

๐Ÿ“šONE DAY ONE SIROH

๐ŸŒ‹MATERI 516๐ŸŒ‹

๐Ÿ•‹ *Kesabaran Rasulullah SAW dalam Berjihad*๐Ÿ•‹

Suatu ketika Bunda Aisyah bertanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassallam, "Apakah ada saat bagi engkau yang kau rasakan lebih berat daripada Perang Uhud?"

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menjawab, "Ada yaitu permusuhan dari kaum Quraisy di Aqabah. Ketika aku tawarkan Islam melalui diriku kepada Ibnu Abdi Jalil bin Abdi Kilal ia tidak menerima diriku, kemudian akupun pergi dalam keadaan sedih. Kemudian aku melihat di atas awan Jibril berseru memanggilku, "Sesungguhnya Allah mendengar apa yang dikatakan kaummu kepadamu dan apa yang telah mereka lakukan terhadapmu. Aku diutus kepadamu untuk memerintah Malaikat Penjaga Gunung agar patuh kepada perintahmu."
Kemudian Malaikat Penjaga Gunung  mengucapkan salam kepadaku dan berkata. "Wahai Muhammad Allah telah mendengar apa yang dikatakan oleh kaummu kepadamu. Aku ditugaskan oleh Allah untuk memenuhi perintahmu. Kalau engkau mau, dua gunung ini akan kubalikkan dan kukubur mereka."
 Aku menjawab, "Jangan, aku hanya berharap semoga diantara anak cucu mereka ada yang mau menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya."

Begitu sabar dan sayangnya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam kepada sesama sehingga beliau tidak pernah ingin membalas perlakuan jahat orang lain kepada dirinya. Ibnu Mas'ud seorang sahabat dekat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam berkata, "Aku melihat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam seakan-akan seperti seorang nabi yang dipukul oleh kaumnya sampai berdarah kemudian membersihkan darah dari wajahnya sambil berkata, "Ya Allah ampunilah kaumku karena mereka tidak tahu."

------------------------------


๐Ÿ•‹Kesabaran Rasulullah dalam Berjihad๐Ÿ•‹ 

Kesabaran, ketabahan dan ketekunan Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam dalam berjuang tidak akan pernah tertandingi oleh siapapun di bumi ini. Ejekan cacian hujatan fitnahan bahkan usaha pembunuhan sudah menjadi makanan sehari-hari baginya. Namun akhlak beliau yang begitu mulia tidak memberi tempat sedikitpun bagi tumbuhnya dendam di hati beliau.

Padahal menurut suatu riwayat Utbah bin Abdul Mu'ith bahkan pernah menaruh kotoran dan seekor bangkai ke punggung beliau ketika sujud. Utbah ini juga pernah menginjak bahu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam saat beliau sujud dengan begitu keras sampai mata beliau hampir melotot.

Maka wajarlah kalau Ibnu Said meriwayatkan dari Ismail bin Iyash yang berkata bahwa "Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam adalah orang yang paling sabar dalam menghadapi kejahatan manusia."

Sabar itu bukan berarti menyerah pada kedholiman yang menimpa kita dan membuat kita tidak mau melakukan tindakan pembelaan sabar seperti ini disebut dholim li nafsih (menganiaya diri sendiri). Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabar dalam berjuang, bukan dalam berdiam diri. Sabar itu terbagi dua sabar kecil dan sabar besar. Sabar kecil adalah sabar terhadap sesuatu yang tidak disukai sementara sabar besar adalah sabar terhadap sesuatu yang dicintai.

---------------------------------------

๐Ÿ•‹ *Ujian dari Seorang Pendeta Yahudi*๐Ÿ•‹

Berikut ini adalah kisah lain tentang betapa dalamnya kesabaran Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.
 Suatu hari ada seorang Yahudi datang kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Ketika itu beliau sedang duduk bersama beberapa sahabatnya. Tiba-tiba tanpa sopan santun sedikitpun bahkan sama sekali tidak melirik kepada orang-orang di sekeliling Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam,  orang Yahudi itu  langsung datang menuju Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dan menarik selendang beliau dengan kasar.

Yahudi bernama Zaid bin Su'nah itu bermaksud hendak menagih hutang. Ia melotot memandang Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dan membentak beliau dengan kasar,  "Wahai Muhammad, apakah kamu tidak mau membayar hutangmu yang menjadi hakku?"

 Umar Bin Khattab yang saat itu juga berada di tengah para sahabat tidak rela jika kekasihnya diperlakukan demikian kasar, sementara ia ada di situ dengan mata menyala seperti bola api.

 Umar Bin Khattab berkata kepada Zaid bin Su'nah dengan nada sengit, "Wahai musuh Allah apa perlu kamu menagih sambil berkata begitu kepada Rasulullah dan memperlakukan beliau seperti yang kulihat ini? Demi Dzat yang mengutus beliau dengan kebenaran, seandainya Rasulullah tidak melarangku niscaya akan kupenggal kepalamu dengan pedang ini."

------------------------------------


๐Ÿ•‹Ujian dari Seorang Pendeta Yahudi๐Ÿ•‹

Zaid bin Su'nah melirik. Ia melihat buku-buku jari Umar Bin Khattab memutih karena begitu erat menggenggam pedangnya. Mau tidak mau dia merasa gentar hatinya.

Namun Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam memandang Umar dengan tatapan teduh dan berkata, "Wahai Umar aku dan dia perlu perlakuan yang lebih baik dari ucapanmu tadi. Seharusnya engkau menyuruhku menepati pembayaran dan menyuruhnya menagih dengan cara yang baik. Pergilah wahai Umar dan cukupilah membayar orang ini dan tambahkanlah kepadanya 20 sha' kurma."

Ketika mengetahui bahwa Umar melebihi pembayaran dengan 20 sha' kurma,  Yahudi yang ternyata seorang pendeta itu berkata, "Umar aku sengaja berkata kasar untuk mengetahui kenabiannya. Aku melihat dua hal yang kutahu bahwa dia benar-benar seorang nabi. Pertama dia bersifat lembut kedua semakin aku kasar semakin sabar beliau. Maka saksikanlah  bahwa aku sekarang menjadi seorang muslim dan kuberikan separuh hartaku untuk kepentingan Islam."

Seorang Yahudi datang kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dan berkata, "Ya Muhammad,  kami menyembah Allah tanpa takut bisikan setan, sementara kalian menyembah Allah tapi was-was dengan godaan setan." Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam menyuruh Abu Bakar menjawab.
Abu Bakar pun berkata, "Ada dua rumah yang satu dipenuhi emas dan permata sementara yang satu adalah rumah rusak mana yang lebih diincar pencuri?"

"Rumah yang makmur," jawab si Yahudi.

"Hati kami dipenuhi iman," kata Abu Bakar lagi. "Sementara hati kalian kosong. Karena itu setan datang berbisik untuk menggelincirkan orang mukmin. Namun Allah  menjaga para kekasih-Nya."

--------------------------------


๐Ÿ•‹Rasulullah sangat Suka Bersedekah๐Ÿ•‹

Seorang laki-laki datang menemui Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Ketika itu di antara dua buah gunung terkumpul harta rampasan perang berupa kambing yang sangat banyak. Laki-laki itu benar-benar tergiur untuk memiliki  banyak kambing. Nafsu mendorongnya untuk meminta semua kambing itu kepada  Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam. Pada awalnya, ia agak ragu karena bagaimanapun permintaan itu benar-benar berlebihan, apalagi ia baru saja memeluk Islam. Namun desakan hati sudah keluar melampaui lidahnya sehingga ia pun meminta juga kepada beliau. Tanpa banyak menimbang, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam segera memberikan kambing sepenuh lembah diantara dua gunung itu kepada laki-laki tadi.

Terkejut campur senang karena kedermawanan yang luar biasa ini, laki-laki itu membawa pulang rombongan kambing dan menemui kaumnya.  Di hadapan mereka Ia  berseru, "Wahai kaumku masuklah ke dalam agama Islam. Sesungguhnya Muhammad telah memberiku pemberian yang banyak dia adalah laki-laki yang tidak takut miskin. Maka seluruh kaum itu pun menyambut seruan untuk memeluk Islam. Anas bin Malik berkata, "Orang tersebut masuk Islam hanya untuk mengharapkan keduniawian. Namun ternyata pada kemudian hari ia lebih mencintai keislamanya dari pada dunia beserta isinya."

----------------------------------

๐Ÿ•‹ *Rasulullah SAW Sangat Suka Bersedekah*๐Ÿ•‹

Sifat dermawan adalah dasar dari akhlak yang baik. Orang dermawan adalah orang yang sangat peka hatinya pada penderitaan orang lain,  sehingga ia mudah sekali memberi.  Muslim meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam adalah orang yang paling dermawan bahkan melebihi tiupan angin.

Ya, mengapa tidak? Bukankah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam tidak pernah mengatakan "tidak" kepada mereka yang meminta bantuan? Bukankah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam selalu memberikan bantuan atau harta walaupun dirinya sendiri dalam keadaan tidak berpunya?

 Tirmidzi meriwayatkan bahwa pada suatu hari ada seseorang datang kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dan meminta berbagai macam barang kebutuhannya. Kebetulan, hari itu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam tidak mempunyai apa yang diminta, maka beliaupun bersabda, "Belilah apa saja yang kau butuhkan dengan mengatasnamakan aku. Aku yang menanggung utangnya."
Nah dapatkah kita menyebutkan contoh sikap dermawan yang melebihi ini?

Agar jiwa kita tenang Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam selalu mencegah kita mengamati apa yang orang lain miliki dan mencegah kita dari sifat rakus. Sabda beliau, "Hendaklah engkau tidak berputus asa kepada Allah dengan apa yang ada di tangan orang lain dan berhati-hatilah dari sifat rakus, sesungguhnya ia merupakan kemiskinan yang nyata."

-----------------------------------

๐Ÿ•‹ *Kesederhanaan Makanan Rasulullah SAW*๐Ÿ•‹

 Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam adalah seorang pemimpin besar. Umat beliau semakin lama semakin banyak dan wilayah yang tunduk kepada
beliau juga semakin meluas. Kepada beliau, datanglah unta-unta penuh muatan berharga, zakat dari berbagai pelosok, bahkan emas dan perak.

Para pemimpin dengan wilayah kekuasaan yang bahkan lebih kecil daripada beliaupun pasti hidup senang dengan hidangan lezat dan mewah. Akan tetapi tahukah kalian apa yang Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dan keluarganya makan?

Sungguh sebenarnya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dan keluarganya tidak pernah makan kenyang. Orang-orang mulia itu hanya makan sekadarnya agar tidak lapar. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bahkan sering kekurangan makanan sehingga beliau mengajak keluarganya untuk berpuasa. Sering sekali Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam tidur tanpa ada sesuatupun yang dapat dimakan untuk mengisi perut.

 Ibnu Abbas meriwayatkan, "Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam melewatkan malam-malamnya bersama keluarga tanpa makan malam, kalaupun ada roti itupun roti kering yang terbuat dari gandum."

 Apakah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam demikian miskin? Sebenarnya tidak. Harta datang mengalir seiring makin berkembangnya Islam ke tempat-tempat yang jauh, namun Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam tidak pernah menggunakan harta itu secuilpun untuk kepentingan beliau dan keluarganya, bahkan tidak untuk sekedar membeli makanan yang layak.

---------------------------------


๐Ÿ•‹ *Kesederhanaan Makanan Rasulullah SAW*๐Ÿ•‹

Apa yang beliau dan keluarganya makan benar-benar merupakan hasil keringat mereka sendiri. Harta berlimpah yang tiba di tangan mereka selalu mengalir ke tangan orang-orang fakir tanpa ada sepeserpun yang tertinggal.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam pernah bertanya kepada bunda Aisyah, "Aisyah, apakah ada sesuatu yang bisa dimakan?"

"Tidak ada," jawab bunda Aisyah

"Kalau begitu aku akan berpuasa," sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

Dengan makanan yang amat sedikit ini beliau banyak bersyukur atas nikmat yang Allah berikan. Itulah sebabnya beliau tidak pernah mencela makanan dan selalu berterima kasih kepada orang yang telah menyediakannya.

 Akhlak mulia dalam makanan adalah memakan sedikit dari yang beliau suka, tidak menolak makanan yang disediakan dan tidak mencari cari apa ya tidak dihidangkan.

 Dalam hadits dari Jabir bin Abdillah diriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pernah menunjukkan bangkai anak kambing yang cacat. "Apakah kalian mau jika anak kambing ini kuberikan kepada kalian?" tanya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Orang-orang menolak. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam berkata, "Demi Allah sesungguhnya dunia itu lebih hina dalam pandangan Allah daripada bangkai kambing ini dalam pandangan kalian."

Kita lanjutkan besok ya kisahnya..... Insyaallah

๐Ÿ“Editor : Ustadzah Ratna

๐Ÿ‰MATERI 523๐Ÿ‰

๐Ÿ“๐Ÿ๐ŸŠ๐Ÿ‹๐ŸŽ๐Ÿ‡๐Ÿ“๐Ÿ‹๐ŸŽ