Memisahkan Asuransi syariah dengan agama
(Islam) ibarat seperti memisahkan ikan dari air. Ikan akan tampak hidup
tetapi usianya tidak panjang. Dia akan sekarat dan kemudian mati. Dan
begitulah ketika sesuatu dipisahkan dari unsur alamiahnya. Sama seperti
manusia yang harus hidup di dalam air selama terus menerus padahal
tempat hidup alamiahnya manusia adalah di darat.
Bagaimana mungkin asuransi syariah dipisahkan dari agama padahal esensi dari asuransi syariah adalah menjalankan perintah agama?
Banyak orang kini, entah mereka kurang
paham atau kelompok oportunis yang hendak meraih keuntungan sesaat, yang
menyuarakan bahwa asuransi syariah untuk semua. Memang tidaklah salah
ketika yang dimaksud adalah dari sisi penggunanya, tetapi hal itu tidak
demikian ketika ditinjau dari sisi pelakunya.
Asuransi syariah berisi aqidah
(prinsip-prinsip kebenaran yang diyakini) yang menjadi dasar sistem
keuangan syariah dan di dalamnya berisi larangan-larangan yang menjadi
rambu agar tidak dilanggar ketika menjalankan aktivitas keuangan ini.
Ini berarti sangat penting bahwa keuangan syariah dijalankan oleh pihak
yang meyakini aqidah yang mengatur sistem keuangan syariah.
Secara sederhananya begini, bagi seorang
seorang muslim yang berjualan bakso sapi dan pelanggannya bisa beragam
yaitu baik muslim maupun non muslim. Begitu pula keuangan syariah, baik
muslim ataupun non muslim dapat memanfaatkannya.
Dalam kasus lain, seorang muslim tidak
akan menjual bakso babi atau daging yang diharamkan oleh syariah karena
itu menjadi prinsip dasar yang diyakini dalam menjual bakso.
Apakah bisa seorang non muslim berdagang
bakso sapi? Bisa saja, tetapi calon pelanggan muslim akan memiliki
pertanyaan yang lebih banyak untuk memastikan kehalalannya walaupun di
depan tokonya sudah dituliskan kata حلال (Halal) karena
bagi sebagian besar orang akan bertanya-tanya, walaupun bahan baku
dasar berasal dari bahan-bahan yang halal tapi belum tentu dengan bahan
tambahannya, atau cara pengolahannya, atau alat-alat yang digunakan
untuk memasak yang pernah dipakai untuk memasak daging haram.
Mengapa banyak pertanyaan muncul? Karena
menjual makanan halal bukan hanya tentang menjual sesuatu untuk
dimakan tetapi juga tentang prinsip-prinsip halal yang diyakini dalam
mengolah dan menyajikannya. Dalam masyarakat spiritual seperti saat ini,
agen asuransi non muslim secara umum memiliki tantangan yang lebih
besar dalam membawa asuransi syariah.
Tentu ini tidak terjadi pada semua agen
tetapi secara umum inilah yang terjadi sesuai pengamatan kami.
Belakangan, hal ini juga terjadi pada agen-agen muslim yang
memperlakukan asuransi syariah hanya sebagai sebuah produk jasa untuk
dijual tanpa meyakini aqidah di dalam sistem keuangan ini.
Memang sebagian orang tidak
mempermasalahkan hal ini yang penting agennya muslim, tetapi saat ini
semakin banyak orang yang mempersoalankan hal ini. Aqidah dalam
keuangan syariah membangun sistem keuangan syariah di atas pondasi
ketakwaan (kepatuhan) pada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Agen-agen muslim
yang membawa asuransi syariah tetapi perilakunya tidak menunjukkan
kepatuhan pada Allah akan menghadapi tantangan yang hampir sama besar
dengan agen non muslim.
Beberapa contoh perilaku yang menunjukkan ketidak patuhan pada hukum Allah diantaranya;
- agen syariah tetapi tidak segera menuju masjid ketika adzan berkumandang.
- agen syariah tetapi masih terlibat dalam utang riba tanpa alasan yang memaksa.
- agen syariah tetapi masih tidak peduli dengan hal-hal yang merusak diri sendiri dan lingkungan seperti merokok.
- agen syariah tetapi masih terlihat auratnya.
- agen syariah tetapi hanya mengejar dunia saja, terdengar dari kata-katanya yang hanya berisi urusan dunia.
- agen syariah tetapi masih berkata-kata tidak baik menurut syariah.
- dan beberapa perilaku lainnya.
Kesimpulannya, memisahkan asuransi
syariah dari agama adalah hal yang mustahil karena lahirnya keuangan
syariah adalah merupakan usaha untuk mencari sarana sistem keuangan yang
tetap dapat mendekatkan diri pada Allah dengan mematuhi perintah-Nya
dan menjauhi larangan-Nya. Anda yang benar-benar serius ingin menjadi
agen asuransi syariah haruslah benar-benar memelajari kaidah-kaidah
dalam ketentuan syariat dan meyakininya bahwa sistim ini didukung dengan
prinsip-prinsip yang benar.
Dan siapa yang memisahkan sistem ini dari Agama (Islam) maka, percayalah, usaha Anda ini tidak akan berlangsung lama.