Terus semangat belajar dan berbagi ilmu sampai ke liang lahat, demi menjadi Hamba Ψ§Ω„Ω„ّΩ‡ُ yang Kaffah.

ODOS - Episiode 370 - 400 Perjalanan Kembali Ke Mekah

πŸ“š OneDayOneSirohπŸ“š

🎬Materi 370🎬

Ψ§Ω„Ψ³َّΩ„Ψ§َΩ…ُ ΨΉَΩ„َيْΩƒُΩ…ْ وَΨ±َΨ­ْΩ…َΨ©ُ Ψ§Ω„Ω„Ω‡ِ وَΨ¨َΨ±َΩƒَΨ§ΨͺُΩ‡

Alhamdulillah,  Allah masih memberi nikmat sehat, iman, ihsan, dan Islam pada kita semua. Semoga kita semua selalu dipersatukan Allah hingga jannah-Nya nanti.
Yuk kita lanjutkan perjalanan dakwah  Nabi Muhammad Ψ΅Ω„Ω‰ Ψ§Ω„Ω„Ω‡ ΨΉΩ„ΩŠΩ‡ ΩˆΨ³Ω„Ω… dalam mempertahankan Islam.


Ψ§َΩ„Ω„َّΩ‡ُΩ…َّ Ψ΅َΩ„ِّ ΨΉَΩ„َΩ‰ Ω…ُΨ­َΩ…َّΨ―ٍ وَ ΨΉَΩ„َΩ‰ Ψ’Ω„ِ Ω…ُΨ­َΩ…Ψ―

πŸ† *Quraisy Melanggar Perjanjian Hudaibiyah* πŸ†

Akhirnya Bani khuza'ah baru benar-benar bisa menyelamatkan diri dari pembantaian setelah mereka mundur dan meminta perlindungan di rumah keluarga Budail Bin  Warqa Al khuza'i. Setelah itu tanpa menunggu lebih lama lagi, Amr bin Salim Al khuza'i cepat-cepat pergi ke Madinah menemui Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

Ia bertemu dengan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dan beberapa sahabat di dalam masjid. Di tempat itu ia membacakan syair.

" Ya Robbi, aku mengingatkan Muhammad dan menyuruh persahabatan ayah kami dan ayahnya pada masa lalu......

Quraisy telah menghianatimu dalam perjanjian.....

Mereka mendesak hingga ke Ka'bah dan membunuh kami saat sedang ruku dan sujud kepada Ilahi."

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, "Engkau pasti akan dibela wahai Amir bin Salim." "Saat itu muncul awan mendung di langit, beliau bersabda, "Mendung ini akan memudahkan pertolongan bagi Bani Kaab (sebutan lain untuk bani Khuza'ah)"

Dalam Al Quran surat Al Anfal ayat 55-56, Allah berfirman, "Sesungguhnya makhluk bergerak yang bernyawa yang paling buruk dalam pandangan Allah ialah orang kafir karena mereka tidak beriman. (yaitu) orang-orang yang terikat perjanjian dengan kamu. Kemudian setiap kali berjanji, mereka menghianati janjinya, sedang mereka tidak takut (kepada Allah)."

Ψ§َΩ„Ω„َّΩ‡ُΩ…َّ Ψ΅َΩ„ِّ ΨΉَΩ„َΩ‰ Ω…ُΨ­َΩ…َّΨ―ٍ وَ ΨΉَΩ„َΩ‰ Ψ’Ω„ِ Ω…ُΨ­َΩ…Ψ―

πŸ† *Quraisy Mengutus Abu Sufyan* πŸ†

Sahabat sirohku, tindakan para pemuda Quraisy membantu Bani Bakr sangat disesali oleh pemimpin mereka. Karena itu, mereka mengutus Abu Sufyan sendiri pergi ke Madinah untuk menguatkan kembali perjanjian dan memperpanjang waktunya. Sampai di tujuan, Abu Sufyan tidak langsung menemui Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam, tetapi menemui putrinya, ummu Habibah, yang sudah menjadi isteri Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasalam.

Di rumah ummu Habibah, Abu Sufyan masuk dan ingin duduk di tikar tempat biasa Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam duduk. Ummu Habibah segera melipat tikar itu sebelum diduduki ayahnya.

"Hai putriku, apakah engkau lebih sayang pada tikar itu dari pada aku?"keluh abu Sufyan.

"Ini tikar Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasalam, padahal ayah adalah orang musyrik yang kotor. Saya tidak ingin ayah duduk di atasnya."

"Demi Allah, rupanya ada yang tidak beres denganmu setelah berpisah denganku."

Setelah itu, Abu Sufyan langsung menemui Rasulullah shalallahu Alaihi Wasallam. Ia bicara panjang lebar membujuk Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasalam agar memperpanjang perjanjian. Namun Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam sama sekali tidak menanggapinya. Abu Sufyan belum putus asa, ia pergi ke Abu Bakar dan meminta agar Abu Bakar membujuk Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasalam. Namun Abu Bakar berkata, "Aku tidak sudi melakukannya."



πŸ† *Quraisy Mengutus Abu Sufyan* πŸ†

Kemudian giliran Umar bin Khattab yang diminta Abu Sufyan agar mau membujuk Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam. Umar menjawab, "Layakkah aku meminta pertolongan bagi kalian kepada Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam? Demi Allah, walau hanya pasir yang ada di tanganku, tentu pasir itu akan kupergunakan  untuk melawan kalian!"

Untuk terakhir kalinya, Abu Sufyan mencoba meminta tolong kepada Ali bin Abi Thalib yang saat itu sedang bermain dengan Hasan dan Husain bersama Fathimah Az Zahra istrinya. Namun, dengan lembut Ali menjawab," Jika Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam sudah mengambil keputusan, tidak seorangpun dari kami yang bisa menarik keputusan beliau."

Gelaplah rasanya dunia ini bagi Abu Sufyan. Ia telah mengemis- ngemis kepada orang-orang yang dulu pernah disiksanya sampai akhirnya terusir dari Mekah. Ia kembali pulang dengan membawa kabar buruk itu bagi kawan-kawannya.

Setelah masuk Islam, Abu Sufyan seolah mengisi hari harinya untuk menebus kesalahan masa lalu. Ketika akan meninggal ia menatap keluarganya yang sedang menangis mengelilingi tempat tidurnya. "Janganlah daku ditangisi," katanya, "karena, semenjak masuk Islam tidak sedikitpun daku berlumur dosa."



πŸ† *Surat Hathib bin Abi Balta'ah* πŸ†

Rasulullah  Shallallahu Alaihi Wasallam memerintahkan semua orang untuk mengadakan persiapan.  Beliau memberi tahu bahwa sasaran mereka kali ini adalah Mekah. Beliaupun berdoa, "Ya Allah buatlah Quraisy tidak melihat dan tidak mendengar kabar ini, hingga aku tiba di sana secara tiba-tiba."

Namun seorang sahabat yang bernama Hathib bin Abi Balta'ah menulis surat kepada Quraisy tentang rencana ini. Surat itu dibawa oleh Sarah, salah seorang budak wanita yang diberi uang oleh Hathib. Setelah menyembunyikan surat dalam gulungan rambutnya wanita itu pun berangkat.

Kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam diberi wahyu tentang hal tersebut sehingga beliau cepat menyuruh  Ali Bin Abi Thalib dan Al Miqdad menyusul pembawa surat itu. Keduanyapun memacu kudanya kencang-kencang. Mereka berhasil menyusul Sarah dan berkata, "Serahkan surat yang kau bawa!"

"Aku tidak membawa sepucuk surat pun."

Ali dan  Al Miqdad meggeledah  hewan tunggangan dan barang bawaan wanita itu dengan teliti.  Ketika tidak juga menemukan apa yang dicari, Ali Bin Abi Thalib berkata, "Aku bersumpah bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam tidak pernah berbohong, jika engkau tidak menyerahkan surat itu, kami benar-benar akan memeriksa dirimu!"

Mengetahui kesungguhan Ali, wanita itupun menyerahkan suratnya. Setelah surat itu sampai di tangannya, Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam memanggil Hathib, "Apa ini wahai Hathib?"


πŸ•‹ *Surat Hathib bin Abi Balta'ah*πŸ•‹

"Rasulullah," jawab Hathib, demi Allah, saya tetap beriman kepada Allah dan Rasulullah. Sedikitpun tidak ada perubahan pada diri saya. Namun, saya mempunyai seorang anak dan keluarga di tengah-tengah Quraisy. ltu sebabnya saya hendak memberitahu mereka."

Umar bin Khatab maju dan berkata, "Rasullulah, serahkan kepada saya, akan saya penggal lehernya. Orang ini bermuka dua."

Rasulullah  Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, "Wahai Umar, sesungguhnya ia pernah ikut dalam Perang Badar. Apakah kau tahu kalau Allah meninggikan martabat orang yang turut dalam Perang Badar, lalu Allah menitahkan, "Berbuat sekehendak kalian, kalian kuampuni.....?"
Umarpun menangis sambil berkata, "Allah dan RasulNya lebih tahu."

Saat berhadapan dengan musuh, kemampuan menyimpan rahasia menjadi sangat penting. Abu Hurairah melaporkan bahwa Rasulullah Shallalahu Alaihi Wasallam pernah bersabda, "Manusia lebih banyak tergelincir karena mulutnya daripada karena kakinya."

 Kerahasiaan dalam gerakan ke Mekkah ini diperlukan agar pasukan muslimin mampu memberikan kejutan, sehingga Mekkah bisa takluk tanpa pertumpahan darah.


πŸ† *Pasukan Muslim Berangkat* πŸ†

Akhirnya berangkatlah pasukan muslim. Saat itu adalah tahun ke-8 Hijriyah. Di tengah perjalanan, suku demi suku datang bergabung. Karena itu ketika tiba di Marr Az Zhahran,  jumlah mereka mencapai 10.000 orang! Jumlah yang belum pernah disaksikan dalam sejarah Madinah.

Pihak Quraisy yang sampai saat itu belum tahu adanya bahaya akhirnya mulai curiga. Mereka mengutus Abu Sufyan untuk mengetahui apa yang terjadi. Suatu malam ketika sedang mengintai Abu Sufyan dipergoki Abbas paman Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Abbas membawa Abu Sufyan ke perkemahan kaum muslimin.  Keesokan harinya Ia diterima Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam di dalam Tenda beliau.

"Kasihan engkau Abu Sufyan," sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. "Bukankah sudah saatnya bagimu mengetahui bahwa tiada Tuhan selain Allah?"

"Demi ayah dan ibuku," jawab Abu Sufyan.  "Engkau Sungguh orang yang murah hati, mulia dan menjaga hubungan kekeluargaan. Aku memang sudah menduga bahwa tiada Tuhan selain Allah itu sudah mencukupi segalanya."

"Kasihan engkau wahai Abu Sufyan," demikian sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam lagi. Bukankah Tiba Waktunya engkau harus mengetahui bahwa aku Rasulullah?"

"Demi Ayah Ibuku engkau sungguh bijaksana, pemurah dan suka menjaga hubungan kekeluargaan, namun untuk mengakui engkau adalah utusan Allah masih ada ganjalan di hatiku.


Ψ§πŸ† *Pasukan Muslim Berangkat* πŸ†

Akhirnya, Abbas pun turun bicara, "Celaka engkau Abu Sufyan bersaksilah bahwa tiada ilah selain Allah dan Muhammad adalah Rasulullah sebelum beliau menghukum mati engkau karena permusuhan keras yang telah engkau lancarkan pada Islam!"

 Abu Sufyan pun memeluk Islam. Kemudian Abbas  berbisik, "Wahai Rasulullah Abu Sufyan adalah orang yang suka membanggakan diri, maka berilah dia sedikit kebanggaan."

" Baiklah," sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam,  "Barangsiapa yang berlindung di rumah Abu Sufyan, dirinya akan aman. Barangsiapa yang memasuki Masjidil Haram, juga akan aman."

Setelah itu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam meminta Abbas memperlihatkan keagungan pasukan muslim.

Dari atas bukit, Abbas dan Abu Sufyan melihat pasukan lewat barisan demi barisan. Begitu melihat bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dikelilingi pasukan Muhajirin dan Anshar, Abu Sufyan berkata,"Tidak seorangpun sanggup menghadapi mereka Abbas, kerajaan keponakanmu akan menjadi besar!"

"Wahai Abu Sufyan, ini bukan kerajaan melainkan kenabian,"

"Kalau begitu akan lebih bagus lagi."

Untuk mengelabui musuh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengirim patroli kecil di bawah pimpinan Abu Qatadah ke arah Batan ldam 30 mil dari Madinah ke arah Syria.  Tujuan ekspedisi ini untuk memberi kesan kepada orang Quraisy bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam akan mengadakan serangan ke sana, bukan ke Mekah.


πŸ•‹ *Fathu Mekkah* πŸ•‹

Setelah pasukan Islam lewat, Abbas berkata kepada Abu Sufyan, "Selamatkanlah kaummu." Maka cepat-cepat Abu Sufyan juga memacu tunggangannya memasuki Mekah sambil berseru, "Wahai orang-orang Quraisy, Muhammad telah datang membawa pasukan yang tidak mungkin dapat kalian lawan.Barang siapa yang masuk rumahku, akan selamat! Barangsiapa yang menutup pintu rumahnya, akan selamat! Barang siapa yang memasuki Masjidil Haram, juga selamat!"
Namun tidak semuanya menuruti  Abu Sofyan, lkrimah Bin Abu Jahal memimpin sepasukan Quraisy untuk melawan.

 Saat itu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sudah membagi pasukannya untuk memasuki Mekah dari 3 jurusan. Sayap kanan dipimpin oleh Khalid bin Walid, sayap kiri dipimpin Zubair bin Awwam, sedangkan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam memimpin pasukan dari dataran tinggi Kida.

 Sa'ad bin Ubadah berseru, "Hari ini adalah hari pembantaian. Hari ini diperbolehkan melakukan segala hal yang dilarang di Kabah."

 Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam berulang-ulang membaca surat al-Fath dengan suara sangat merdu. Beliau tidak memasuki Mekah seperti seorang penakluk namun jutru menundukkan kepala  tanda syukur kepada Allah.

πŸ•‹ *Fathu Mekkah* πŸ•‹

Karena itu, beliau menunjukkan wajah tidak suka ketika dilihatnya pasukan Khalid bin Walid bertempur karena diserang oleh pasukan ikrimah. Namun akhirnya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, "Ketentuan Allah selalu lebih baik."

Pasukan Quraisy terkalahkan dan lkrimah melarikan diri. Tiba di depan Ka'bah, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menghampiri Hajar Aswad, menciumnya dan bertawaf keliling Ka'bah. Beliau menunjuk dengan busur ke arah 360 buah berhala di sekeliling rumah Suci sambil membacakan ayat Alquran,

"Dan Katakanlah yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap." )Quran Surat Al Isra  ayat 81).

Maka berhala-berhala itupun dirobohkan. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam masuk ke dalam Ka'bah dan bertakbir di keempat sudutnya. Beliau melihat di dalam Ka'bah ada gambar nabi Ibrahim  Alaihisallam dan Nabi Ismail Alaihissalam sedang bermain undian anak panah. Beliau mengutuk orang yang membuat gambar itu.
 Setelah itu Bilal naik ke atas Ka'bah dan beradzan karena waktu sholat Dhuhur telah tiba.

Sebelumnya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam hanya mempunyai 3.000 tentara dalam Perang Khandaq menghadapi 10.000 pasukan Quraisy dan sekutunya. Kini mendadak beliau muncul di depan Mekah dengan 10.000 prajurit. Quraisy begitu terkejut dan ketakutan sehingga tidak mampu memberi perlawanan kecuali menyerah.

πŸ† *Quraisy Masuk Islam Berbondong-bondong* πŸ†

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam kemudian mengucapkan khotbah di hadapan orang-orang Mekah. "Tiada ilah kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya. Dialah Allah yang telah menepati janjiNya memenangkan hambanya Muhammad dan mengalahkan musuh-musuhNya dengan diriNya sendiri."

Sesungguhnya segala macam balas dendam, harta, dan darah semuanya berada di bawah kakiku ini, kecuali penjaga Ka'bah dan pemberi air minum kepada jamaah haji.

Wahai kaum Quraisy, sesungguhnya Allah telah mencabut dari kalian kesombongan jahiliyah dan mengagungkan keturunan. Semua orang berasal dari Adam dan Adam berasal dari tanah.

"Wahai kaum Quraisy menurut pendapat kalian, tindakan apakah yang hendak ku ambil terhadap kalian?"

Orang-orang Quraisy menjawab, "Tentu yang baik-baik, wahai saudara yang mulia dan putra saudara yang mulia."

Beliaupun bersabda, "Pergilah kalian semua! Kalian semua bebas!"

Setelah itu berbondong-bondonglah penduduk Mekah masuk Islam. Kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam membaiat kaum laki-laki Quraisy untuk senantiasa taat kepada Allah dan Rasulullah. Setelah itu giliran kaum wanita di antara mereka. Di antara mereka, hadir Hindun bin Uthbah, istri  Abu Sufyan. Ia menyamar karena dulu telah bertindak kejam terhadap Hamzah pada perang uhud.


πŸ† *Quraisy Masuk Islam Berbondong-bondong* πŸ†

Tanpa memegang tangan para wanita itu, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam membaiat mereka agar tidak menyekutukan Allah,  tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anak-anak,  dan tidak berbohong.

Di tengah-tengah Baiat itu,  Hindun menyela, "Demi Allah aku terlalu sering mengambil uang Abu Sufyan, aku tidak tahu apakah hal itu di halalkan atau tidak?"

 Abu Sufyan yang saat itu hadir berkata, "Aku halalkan semua hartaku yang pernah kau ambil."

" Apakah engkau Hindun binti Utbah?" tanya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

"Ya aku adalah Hindun binti Utbah."jawab Hindun.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menoleh kepada Abu Sufyan, "Maafkan ia atas perbuatannya yang lalu, semoga Allah memaafkanmu."

Rasulullah  Shallallahu Alaihi Wasallam adalah  seorang pemaaf, tidak akan pernah ada dalam sejarah seseorang yang mampu memberi maaf seperti yang dilakukan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam kepada orang-orang Quraisy.  Padahal orang-orang Quraisy inilah yang dulu membunuh para pengikut Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, menghina, mencaci, melukai,  memboikot, mengusir, dan memerangi Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam, tetapi ketika justru Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mempunyai kekuatan untuk membalas, beliau bersabda, "Kamu semua bebas..."



πŸ•‹*Fadhalah*πŸ•‹

Hari ketika Makkah ditaklukkan Allah melalui tentara Islam  dikenal dalam sejarah dengan nama Fathu Mekkah. Pada hari itu amarah dan kebencian meledak di hati Fadhalah bin Umair. Ia  tidak menerima Mekah takluk begitu saja. Diam-diam, ia pergi mencari Rasulullah  Sallallahu Alaihi Wasallam. Ketika dilihatnya beliau sedang berthawaf, Fadhalah segera mengikuti dari belakang.  Di balik bajunya tersembunyi sebilah pisau mengkilat siap dihunus dan dihunjamkan. Fadhalah semakin dekat semakin dekat kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Tangan Fadhalah masuk ke balik bajunya untuk mencabut pisau. Pikirannya  dipenuhi hasrat membara untuk membunuh Rasulullah  Shallallahu Alaihi Wasallam.

Tetapi tepat saat itu juga,       Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam langsung menoleh kepadanya dan menegur, "Apakah ini Fadhalah?"

Agak terkejut, Fadhalah menjawab,  "Ya, Saya Fadhalah, wahai Rasulullah."

"Apa yang kamu pikirkan?"  tanya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

"Tidak memikirkan apa-apa. Aku hanya memikirkan Allah."


πŸ•‹ *Fadhalah*πŸ•‹

Rasulullah Shalallahu Wassalam tersenyum. Beliau  meletakkan tangannya yang sejuk di atas dada Fadhalah sambil bersabda, "Mohon ampun kepada Allah.... "

Perlahan-lahan hati Fadhalah menjadi tenang. Ia kemudian berkata, "Begitu beliau melepaskan tangannya dari dadaku, aku merasa tidak seorangpun yang lebih aku cintai daripada beliau."

Dalam perjalanan pulang ke rumahnya, Fadhalah dipanggil seorang wanita cantik. Wanita itu dulu pernah disukai oleh Fadhalah.  Wanita itu ingin mengajak Fadhalah bicara, namun Fadhalah berkata, "Tidak,  Allah dan Islam telah melarangku bicara bebas dengan wanita yang belum halal bagiku. Aku baru saja melihat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menghancurkan semua berhala.  Agama Allah itu sangat jelas dan nyata, sedangkan kemusyrikan adalah kegelapan.

Sejak hari itu,  Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam melarang orang berperang di tanah suci Mekah. Beliau bersabda, "Sesungguhnya Mekkah telah diharamkan oleh Allah, bukan oleh manusia. Tidak boleh bagi seseorang yang beriman kepada Allah dan hari akhir menumpahkan darah dan  mencabut pohon di Mekah.

Fadhalah bisa merasakan kasih sayang Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam yang begitu besar. Kasih sayang betul-betul membanjiri hati beliau yang amat lapang itu. Karena itu, tampak pada mulut beliau berupa keramahan, pada mata beliau berupa air mata, dan pada tangan beliau berupa kedermawanan. Kasih sayang adalah sifat Rasulullah Shallallahu Wassalam yang paling menonjol dan tak  seorang pahlawanpun berhasil menyamainya.


πŸ•‹ *Shalat Kemenangan*πŸ•‹

Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bertamu ke rumah sepupunya Ummu Hani binti Abu Thalib. Beliau mandi dan sholat kemenangan sebanyak 8 rokaat. Saat itu, dua orang musyrik cepat-cepat meminta perlindungan kepada Ummu Hani.  Ali bin Abu Tholib berkeras ingin  membunuh  dua orang itu. Namun Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, "Kami melindungi siapapun yang engkau lindungi, wahai Ummu Hani."

Setelah itu beberapa penjahat besar yang paling keras memusuhi Islam diadili. Sebagian diampuni dan sebagian dihukum mati. Istri Ikrimah bin Abu Jahal menghadap Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dan meminta agar suaminya diampuni. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengabulkannya. Istri Ikrimahpun menjemput suaminya yang lari ke Yaman. Ikrimah kembali ke Mekah dan masuk Islam.

Miqyas bin Subabah dihukum mati. Miqyas pernah masuk Islam, namun ia kemudian membunuh seorang Anshor dan kembali murtad setelah bergabung dengan orang-orang musyrik.

 Al Haris bin Nufail dihukum mati karena ia dulu sering kali menyiksa dan mengganggu Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam.

Habbar bin Al Aswad diampuni. Ia dulu yang mengguncang sekedup unta Zainab, putri Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Zainab yang saat itu sedang hamil, jatuh dan keguguran. Setelah masuk Islam,  Habbar menjadi seorang muslim yang taat.



πŸ•‹ *Shalat Kemenangan* πŸ•‹

Sahabat sirohku, saat itu, muncullah kekhawatiran di kalangan orang Anshar. Salah seorang diantara mereka bertanya kepada saudara Ansharnya, "Apakah menurut kalian Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam akan menetap di Mekkah setelah Allah memberi kemenangan?"

Orang-orang yang ditanya saling bertatapan sedih.  Mereka sungguh tak ingin hal itu terjadi. Ketika itu,  Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sedang berdoa di Shafa sambil mengangkat kedua tangan. Begitu selesai, beliau segera menghampiri kerumunan Anshar dan bertanya, "Apa yang kalian bicarakan?"

Tidak ada apa-apa, wahai Rasulullah."

Namun, karena kekhawatiran yang terus mebesar, akhirnya mereka menyampaikannya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Beliaupun bersabda, "Aku berlindung kepada Allah. Tempat  hidupku adalah tempat hidup kalian dan tempat matiku adalah tempat mati  kalian."

Dalam  Pertempuran Yarmuk,ketika tekanan pasukan Romawi semakin berat. Ikrimah berseru, "Sungguh, aku telah lama  memerangi Rosulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pada masa yang lalu sebelum aku ditunjuki Allah masuk islam, apakah pantas aku lari dari musuh-musuh Allah hari ini?"  Setelah berkata begitu, bersama sekelompok muslim yang telah bertekad syahid, Ikrimah terjun  ke jantung pertempuran sampai gugur.


 πŸ—Ώ*Menghancurkan Berhala-berhala lain* πŸ—Ώ

Sahabat sirahku,  penaklukan Mekah terjadi pada tanggal 17 Ramadhan tahun ke-8 Hijriyah. Allah memberikan kemenangan besar kepada kaum muslimin justru  pada saat mereka tengah menunaikan ibadah shaum. Lima hari sebelum Ramadhan berakhir.

 Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam mengirim  Khalid bin Walid beserta 30 penunggang kuda untuk menghancurkan berhala-berhala Uzza di Nakhlah. Berhala ini milik Quraisy dan Bani Kinanah.

Khalid merobohkannya,  kemudian kembali. Namun Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bertanya, "Apakah engkau melihat sesuatu?"

"Tidak," jawab Khalid

"Kalau begitu,  engkau belum benar-benar merobohkannya. Kembali lagi ke sana dan robohkan!"  demikian sabda Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam.

Dengan perasaan  bergejolak, Khalid kembali sambil menghunus pedang. Namun, ketika sampai di tujuan, Khalid dihadang seorang wanita berkulit hitam tanpa baju yang menggeraikan rambut. Orang-orang menjerit melihat tingkah wanita. Khalid segera menebasnya sampai mati. Ketika ia kembali ke Mekkah,  Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, "Dulu aku mengira kalau-kalau Uzza akan disembah selama-lamanya di negeri kalian ini."

Selain itu Amr bin Ash juga diutus untuk menghancurkan berhala Suwa' milik Bani Hudhail di Ruhath.

πŸ•‹ *Menghancurkan Berhala-berhala Lain* πŸ•‹

Ketika Amir bin Ash tiba disana, penjaga Suwa' bertanya, "Apa maumu?"

"Aku diperintahkan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam untuk menghancurkan Suwa"

"Engkau tidak akan sanggup!" jawab penjaga sambil melotot.

"Mengapa?" tanya Amr bin Ash geram.

"Karena engkau akan dihalangi!" seru penjaga dengan yakin.

"Hingga detik ini, engkau masih juga berada dalam kebatilan!" seru Amr bin Ash gemas.

"Celakalah engkau. Apakah engkau pikir berhala itu bisa mendengar dan melihat?"

Kemudian Amr bin Ash menghancurkan Suwa' sampai berkeping-keping. Setelah itu, ia bertanya kepada penjaga ,"Bagaimana menurut pendapatmu?"

"Kalau begitu, aku pasrah kepada Allah", jawab penjaga.

Sahabat sirohku, Sa'ad bin Zaid beserta duapuluh pasukan diutus Rasulullah  Shallallahu Alaihi Wasallam untuk menghancurkan Manat. Berhala itu dulunya milik suku Aus, Khazraj, Ghassan, dan lainnya. Di tempat itu juga muncul dukun wanita berkulit hitam yang bertelanjang sambil mengutuk Sa'ad. Sa'ad membunuhnya dan menghancurkan berhalanya.

Sungguh tak layak berhala disembah, karena Allah Maha Kaya. Dialah yang memiliki kerajaan bumi dan langit beserta bintang-bintang, bulan-bulan, asteroid-asteroid, komet-komet, dan segala yang ada di alam semesta ini


πŸ•‹ *Ancaman Hawazin dan Tsaqif* πŸ•‹

Sahabat sirohku, kini kaum Muhajirin sudah tenang. Mereka dapat kembali ke rumah mereka dan dapat berhubungan lagi dengan keluarga mereka di Mekkah yang sekarang telah memeluk islam. Hati semua orang sudah yakin bahwa islam telah meraih sebagian besar kemenangan.

 Namun setelah limabelas hari fathu mekah, tiba tiba tersiar berita yang membuyarkan semua harapan perdamaian.

 Kabilah Hawazin dan Tsaqif yang tinggal di pegunungan tidak jauh dari Mekkah sudah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kaum Muslimin.

Pasukan Hawazin dipimpin oleh Malik bin Auf. Ia membawa serta semua harta, wanita, dan anak-anak. Seorang tua bijaksana yang sudah buta, Duraid bin Ash Shima bertanya, "Mengapa sampai harus membawa wanita, harta, dan anak-anak?"

"Aku ingin setiap prajurit menjadi bersemangat karena tak ingin istri, anak, dan hartanya dirampas jika mereka kalah," jawab Malik bin Auf.

"Wahai Malik, tidak pantas engkau membawa penduduk Hawazin ini ke tengah pasukan. Bawalah mereka pulang dan bertahanlah di tempat kita tinggal yang aman dan terlindung. Setelah itu hadapilah orang-orang Muslim dengan pasukan inti. Jika engkau menang, keluarga dan hartamu tetap aman. Jika engkau kalah, setidaknya harta dan keluargamu tetap terlindung."

πŸ•‹ *Ancaman Hawazin dan Tsaqif* πŸ•‹

Namun Malik tidak mau mendengar suara bijak ini. Ia bahkan mengusir Durait dan berkata, "Aku tidak mau lagi nama Duraid bin Ash Shima disebut-sebut!"

Tanggal enam Syawal tahun 8 Hijriyah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam meninggalkan Mekah dengan 12 ribu pasukan termasuk 2 ribu orang Mekah yang memeluk Islam. Menjelang petang muncul seorang penunggang kuda ia melaporkan bahwa Hawazin membawa seluruh harta dan ternak mereka.

 Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam tersenyum dan bersabda, "Itu adalah harta rampasan milik orang-orang muslim besok hari jika Allah menghendaki.

Sahabat sirohku, jumlah pasukan yang besar itu membuat sebagaian prajurit muslim berkata dengan bangga, "Kali ini kita tidak mungkin bisa dikalahkan."

Sebuah pernyataan yang keliru dan mengakibatkan bencana.

Ketika Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam mendengar gerakan musuh di Thaif,  beliau mengirim mata-mata yaitu seorang sahabat bernama Abdullah Bin Abu Hadrod al Aslamy.  Abdullah melakukan penyelidikan dan membenarkan persiapan musuh.  Sebagai persiapan, Rosululloh Shallallahu Alaihi Wassallam meminjam 100 baju perang dan perangkat senjata kepada Sufyan bin Umayyah yang saat itu belum masuk Islam


🎯*Perang Hunain* 🎯

Malam Rabu tanggal 10 Syawal pasukan muslim tiba di lembah Hunain. Namun diam-diam Ali bin Auf dan pasukannya sudah tiba lebih dulu disana. Malik menyusupkan pasukannya di tengah kegelapan malam. Ia menyebarkan mereka di setiap jalan masuk ceruk tersembunyi dan celah celah bukit.

Selepas solat subuh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menyerahkan bendera dan membagi-bagikan tugas kepada setiap komandan. Setelah itu beliau memerintahkan agar pasukan muslim berangkat.  Tiba-tiba saja di dalam keremangan subuh, serangan panah yang gencar dan serentak datang seperti hujan. Pasukan musuh membuka serangan, mereka menyerbu turun didahului oleh seorang laki-laki yang menunggang unta merah. Ia membawa Bendera Hitam di ujung tombak. Setiap kali menemui seorang muslim tombak itu dihantamkannya kuat-kuat.

Maka tanpa terkendalikan lagi pasukan muslim lari kocar-kacir. Perasaan takut dan gentar begitu kuat menghantui perasaan  sehingga mereka lari tanpa menghiraukan teman-temannya lagi.
Abu Sufyan yang baru saja dikalahkan saat Fathu Makkah, tersenyum sambil berkata, "Mereka tidak berhenti lari sebelum sampai ke laut."

Beberapa orang Mekah yang baru masuk Islam seperti Suaiba bin Usman berkata, "Sekarang aku dapat membalas Muhammad, dulu ia yang membunuh Ayahku pada perang uhud."

Kalada bin Hanbal berkata, "Sekarang sihir Muhammad sudah tidak mempan lagi."

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam yang saat itu duduk di atas keledai putihnya menunjukkan ketabahan yang luar biasa. Ketika semua pengikutnya berlarian mundur,  beliau tetap di tempat ditemani beberapa sahabatnya. Beliau memanggil-manggil orang yang berlarian. "Hai orang-orang, kamu mau kemana?  Mau kemana? aku adalah Rasulullah! Aku adalah Muhammad bin Abdullah."

Namun orang-orang tidak peduli, sebab yang mereka pikirkan hanya menyelamatkan diri sendiri. Saat itu Abu Sufyan memegang tali kekang keledai dari Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam dan Abbas memegangi pelananya agar keledai Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam itu tidak melarikan diri karena ketakutan.

 Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam turun dari keledainya dan berdoa, "Ya Allah turunkanlah Pertolonganmu."


πŸ•‹ *Kemenangan* πŸ•‹

Selesai berdoa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam memerintahkan pamannya, Abbas, untuk memanggil para prajurit. Abbas adalah laki-laki bersuara lantang. Ia menyeru,  "Manakah saudara-saudara Anshor yang telah memberi tempat dan pertolongan? Manakah saudara-saudara Muhajirin yang telah berikrar di bawah pohon? Kemarilah saudara-saudara. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam masih hidup!"

Pada kemudian hari Abbas menuturkan pengalamannya itu , "Demi Allah seakan-akan perasaan mereka saat mendengar teriakanku ini seperti perasaan seekor induk sapi terhadap anaknya."

Suara Abbas menggema berulang-ulang ke seluruh lembah. Terjadilah mukjizat Allah. Orang-orang Anshor yang diingatkan akan baiat Aqobah segera teringat pada sosok Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dan janji mereka untuk melindungi beliau.

Mendengar nama Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, orang-orang Muhajirin teringat bahwa mereka telah berjuang begitu bersusah-payah bersama beliau. Kehormatan mereka tersentuh sehingga dengan penuh semangat orang-orang Muhajirin dan Anshar berseru dari segala penjuru,"Labbaik! Labbaik! Kami datang! Kami datang!"


πŸ•‹ *Kemenangan* πŸ•‹

Sekelompok pasukan muslim berdatangan ke tempat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam berada dan bertempur dengan dahsyat. Alangkah beratnya menahan serbuan musuh yang sudah di ambang kemenangan. Melihat para sahabatnya memberikan perlawanan sengit, dengan semangat yang makin melambung  Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassallam bersabda, "Sekarang pertempuran benar-benar berkobar. Allah tidak menyalahi janji kepada Rasul Nya"

 Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menyebarkan segenggam kerikil pada musuh sambil bersabda,"Wajah-wajah buruk!"

 Tidak lama kemudian pasukan musuh terpukul berantakan. Mereka lari meninggalkan semua istri, anak, dan harta mereka. 70 musuh terbunuh. Sebanyak 6.000 tawanan, 22.000 unta, 40.000 kambing dan 4.000 uqiyah perak direbut kaum muslimin.

Pasukan muslim terus mengejar musuh sampai ke Autas. Di tempat ini Hawazin dihancurkan sama sekali. Duraid si buta juga terbunuh. Malik bin Auf lari ke dalam kotanya Ta'if dan berlindung disana.

Dalam perang Hunain ini Abu Sufyan sedang memegang tali kekang kuda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Ketika pasukan muslim kocar-kacir Abu Sufyan bersiap untuk syahid dengan tangan kanan menangkis serangan lawan dan tangan kiri memegang tali kekang. Setelah pasukan muslim balik memukul, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menatap Abu Sufyan berlama-lama seraya berkata, "Oh saudaraku Abu Sufyan bin Harits..." Mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengatakan itu, abu Sofyan menangis haru dan membasahi kaki Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam dengan air matanya.


πŸ•‹ *Mengembalikan Tawanan Thaif* πŸ•‹

Sahabat sirahku, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dan para sahabatnya meninggalkan kota Thoif.
 Di Ji'rona, mereka berhenti untuk membagikan harta rampasan dan para tawanan perang. Diantara para tawanan ada seorang wanita tua yang berkata kepada para sahabat," Kamu tahu bahwa aku masih saudara sesusuan dengan pemimpin kamu itu?"
 Setengah tidak percaya mereka membawa wanita itu ke hadapan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

 Ternyata Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam segera mengenalinya walaupun sudah begitu  lama tidak bertemu dengan wanita itu. Dia adalah Syaimah binti Al Harist, Putri Halimah as-Sa'diyah, ibu susuan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

Rasulullah segera menghamparkan jubahnya, dan mempersilahkan Shaimah duduk di situ. Ketika beliau bertanya apakah dia ingin tinggal bersama beliau, Syaima lebih memilih pulang kembali ke kabilahnya. Maka Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallampun membebaskan Syaimah.

Setelah itu datanglah para Utusan dari Bani Hawazin. Mereka meminta agar Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam memulangkan harta, wanita,  dan anak-anak yang tertawan.

 "Rasulullah, di antara para tawanan itu terdapat juga bibi-bibimu dari pihak ayah dan ibu-ibu yang dulu pernah memeliharamu. Jika sekiranya kami menyusui Haris bin Abi Syimr atau Nu'man bin Al Mundzir, kemudian ia datang melihat keadaan kami seperti yang kami alami sekarang ini, tentu kami manfaatkan dan kami mintai  belas kasihnya. Konon pula engkau yang sudah mendapat pemeliharaan yang terbaik...."


πŸ•‹ *Mengembalikan Tawanan *πŸ•‹

Sahabat sirahku, para utusan ini mengingatkan bahwa ketika kecil dulu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pernah dirawat di lingkungan mereka. Hati Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam yang penyayang amat terharu mendengarnya. Tahu berterima kasih dan mengingat budi orang lain sudah menjadi bawaan sifat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

Beliau pun bertanya, "Anak-anak dan istri-istri kamu ataukah kamu yang lebih kamu sukai."

"Rasulullah kami disuruh memilih antara harta dan sanak keluarga kami?"  "Mengembalikan istri istri dan anak-anak kami tentu lebih kami sukai."

Dihadapan pasukannya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengumumkan bahwa beliau dan keluarganya melepaskan anak-anak dari kaum  wanita Hawazin. Melihat itu,  serentak para sahabat pun segera melepaskan para tawanan dengan berkata, "Apa yang ada pada kami, kami serahkan kepada Rasulullah.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam akhirnya menaklukkan Tha'if dengan cara sederhana. Beliau menawarkan kepada Malik bin Auf untuk masuk Islam dan seluruh keluarga serta hartanya akan dikembalikan, ditambah 100 ekor unta akhirnya pemimpin pasukan musuh di Perang Hunain itu  memeluk Islam di ikuti kaumnya.

πŸ•‹ *Perang Thaif* πŸ•‹

Saat itu turunlah Firman Allah

"Dan ingatlah peperangan Hunain yaitu pada waktu kalian menjadi congkak karena banyaknya jumlah kalian, maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepada kalian sedikitpun, dan bumi yang luas itu terasa sempit oleh kalian, kemudian kalian lari ke belakang dengan bercerai-berai. Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada RasulNya dan kepada orang-orang yang beriman,  dan Allah menurunkan bala tentara yang kalian tiada melihatnya, dan Allah menimpakan bencana kepada orang-orang yang kafir. dan demikianlah pembalasan kepada orang-orang yang kafir."
(Quran surat at-Taubah ayat 25-26)

Sahabat sirohku,  pasukan muslim mengepung kota Tha'if. Mereka kemudian menyerang dengan manjaniq dan "thank". Thank ini berbentuk seperti rumah kura-kura yang besar. Para prajurit maju  dan dengan sengaja  berlindung di bawahnya untuk mengebor dinding. Namun musuh yang cerdik menuangkan besi panas hingga "thank" itu terbakar.

 Pertempuran keras merebut benteng tidak berhasil. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam memakai cara lain. Beliau  memerintahkan agar kebun kurma dan anggur Thaif yang terkenal itu dibakar dan ditebang. Namun, karena pihak musuh memohon agar beliau tidak melakukan itu. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallampun membatalkan perintahnya.


πŸ•‹ *Perang Tha'if*πŸ•‹

Beliau juga berkata kepada musuh, "Siapapun yang turun dari benteng dan datang ke sini maka dia bebas."

Maka 20 orangpun turun dan bergabung dengan pasukan muslimin. Dari merekalah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengetahui bahwa musuh mempunyai persediaan makanan yang cukup untuk bertempur berbulan-bulan. Karena itu beliau memutuskan untuk menarik mundur pasukannya.

Salah seorang sahabat berkata, "Ya Rasulullah berdoalah bagi kemalangan orang-orang Bani Tsaqif di Thoif."

Namun Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam yang bijak dan penyayang malah berdoa, "Ya Allah berikanlah petunjuk kepada penduduk Tsaqif dan berkahilah mereka."

Karena pengepungan akan berlangsung lama, Naufal Bin Muawiyah memberi saran kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam,  "Wahai Rasulullah mereka itu seperti serigala di dalam lubangnya. Apabila engkau terus menungguinya tentu akhirnya engkau dapat mengambilnya. Namun ia pun tidak seberapa berbahaya jika engkau tinggalkan.."


πŸ•‹ *Pembagian Harta Rampasan*πŸ•‹

Sahabat sirahku, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mendahulukan mereka yang baru masuk islam dalam pembagian harta rampasan perang. Hati mereka masih lemah dan perlu diikat lebih erat ke dalam Islam dengan cara yang cerdik dan bijaksana.

100 ekor unta diberikan kepada Abu Sufyan yang masih bertanya,  "Bagaimana dengan anakku Yazid? Bagaimana pula dengan anakku Muawiyah?"

Maka, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam memberikan kepada Yazid dan Muawiyah masing-masing 100 ekor unta.

 Demikianlah, begitu murah hatinya beliau, sampai orang-orang yang baru memeluk Islam itu mengerumuni beliau untuk meminta harta hingga Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam terdesak ke sebuah pohon dan mantelnya yang terlepas pun diambil orang.

"Wahai saudara-saudara, kembalikan mantelku!" Sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. "Demi diriku yang ada di tanganNya. Andaikan aku memiliki semua tanaman di Tihamah, tentu aku akan memberikannya kepada kalian hingga kalian tidak menyebut aku sebagai orang yang kikir, takut, dan dusta."

 Kemudian beliau berdiri disamping unta milik beliau dengan sebelah tangan memegang punuk unta. Beliau mengangkat sebiji gandum dan bersabda,  "Wahai semua orang, demi Allah aku tidak lagi menyisakan harta rampasan kalian, termasuk pula sebiji gandum ini kecuali seperlimanya, dan seperlimanya itupun sudah ku serahkan kepada kalian."


πŸ•‹ *Pembagian Harta Rampasan*πŸ•‹

Sahabat sirahku, keputusan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam untuk memberikan sejumlah besar harta kepada yang baru memeluk Islam sangatlah tepat. Hal itu karena tidak semua orang memeluk Islam dengan akalnya. Banyak orang di dunia ini perlu ditarik kepada kebenaran dengan perut dan nafsunya.

Setelah itu barulah beliau memanggil Zaid bin Tsabit yang bertugas membagi-bagikan sisa harta rampasan kepada para sahabat Muhajirin dan Anshor. Masing-masing mendapat 4 ekor unta dan 40 domba. Sedangkan para penunggang kuda masing-masing mendapat 12 ekor unta dan 120 domba.

Jumlahnya tentu tidak seberapa dibanding dengan yang lain. Kebijakan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam ini pun, mulanya tidak dipahami, sehingga ada segolongan sahabat yang kecewa.

Kemenangan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dan kaum muslimin bersumber dari ketakwaan. Inilah janji Allah untuk orang bertaqwa
1. Hidup berkah
2. Furqonan atau mampu memisahkan baik dan buruk
3. Albusyro yaitu kegembiraan
4. Bersama Allah
5. Dicintai Allah
6. Yusra atau diberi kemudahan
7. Merajan atau diberikan keluar dari kesulitan
8. Tidak sulit rezeki
9. Mendapat ampunan Allah
10. Hasanah Khoiron yang mendapat kebaikan.


πŸ•‹ *Orang-orang Anshar*πŸ•‹

Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam mendengar para sahabat Anshar berbisik-bisik tentang kebijakannya. Bukankah Ansharlah yang bertempur gigih sehingga mereka membalikkan keadaan menjadi kemenangan pada perang Hunain? Kemudian, mengapa orang lain yang justru melarikan diri dalam pertempuran yang menikmati hasilnya?

" Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam telah bertemu dengan  masyarakatnya sendiri," demikian kata mereka.

 Maka Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam datang ke tempat Anshor berkumpul dan bertanya, "Saudara-saudara Anshor aku mendengar desas-desus bahwa ada perasaan kalian yang mengganjal terhadap aku. Bukankah dulu aku datang, sementara kalian dalam keadaan sesat, atau Allah memberi petunjuk kepada kalian? Bukankah kalian dulu miskin, lalu Allah membuat kalian kaya, lalu juga menyatukan hati kalian?"


πŸ•‹ *Orang-orang Anshar*πŸ•‹

 Anshar menjawab, "Memang Allah dan Rasulullah juga yang lebih bermurah hati."

 Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, "Saudara-saudara Anshar mengapa kalian tidak menjawab kata-kataku"?

"Dengan apa harus kami Jawab ya Rasulullah? Segala kemurahan hati dan kebaikan itu ada pada Allah dan RasulNya juga."

 Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, "Ya sungguh, demi Allah, kalau kamu mau tentu kamu masih dapat mengatakan: engkau datang kepada kami dalam keadaan didustakan orang, kamilah mempercayaimu, engkau ditinggalkan orang, kamilah yang menolongmu, engkau diusir kamilah yang memberimu tempat, engkau dalam kesengsaraan, kamilah yang menghiburmu. Saudara-saudara Anshar masih adakah sekelumit juga rasa keduniaan itu dalam hatimu terhadap harta itu? Aku telah mengambil hati satu golongan kaum supaya mereka sudi menerima Islam, sedang terhadap keislamanmu aku sudah percaya. Tidakkah kamu rela saudara-saudara Anshar apabila orang-orang itu pergi membawa kambing membawa unta, dan kamu pulang membawa Rasulullah ke tempat kamu? Demi dia yang memegang hidup Muhammad! Kalau tidak karena hijrah, tentu aku termasuk orang Anshar. Jika orang menempuh suatu jalan di celah gunung dan Anshar menempuh jalan yang lain, niscaya aku akan menempuh jalan Anshar. Allahumma Ya Allah rahmatilah, orang-orang Anshar, anak-anak dan cucu-cucu Anshar."

Dari hadis riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, "Sebenarnya perumpamaan sahabat yang baik dan buruk itu bagaikan pembawa misik atau parfum dan peniup api. Maka pembawa parfum adakalanya memberi engkau atau engkau memberinya atau engkau mendapat bau harum darinya. Adapun yang membawa api jika tidak membakar pakaianmu maka engkau akan mendapat bau busuknya."


Kita lanjutkan besok ya kisahnya..... Insyaallah

✅kisah diambil dari berbagai sumber siroh nabawiyah "Syaikh Shafiyyur Rahman al Mubarakfurry"
✅ Muhammad salallahu 'alaihi wassallam
✅ ODOS
✅ Siroh  Nabawiyyah
✅ Mari Berkisah
✅ Sahabat Sirah Nabawiyah
✅ Chanel Telegram @sirohmuhammadteladanku

✏️Editor: Ustadzah Ratna


🌿🍁☘️πŸ‚πŸ€πŸƒπŸŒΏπŸ€